Selepas terjadinya perang Riddah
di Yaman, Abu Bakar al-Shiddiq radhiallahu ‘anhu, Khalifah pertama
setelah wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, menyiapkan
pasukan untuk diberangkatkan ke Syam (Suriah-Palestina) untuk menghadapi
tentara Romawi (Byzantium).
Abu Bakar mengutus Anas bin Malik
radhiallahu ‘anhu ke Yaman untuk mengajak mereka menyertai ekspedisi
ini. Anas kembali ke Madinah beberapa waktu kemudian, membawa kabar gembira
tentang kesiapan orang-orang Yaman untuk menyertai pasukan. “Siapa saja yang
saya bacakan seruan, langsung mentaati Allah dan menerima seruan Anda itu,”
ujar Anas.
Tak lama setelah itu, pasukan
dari Yaman datang dalam beberapa kelompok yang besar. Abu Bakar dan penduduk
Madinah menyambut mereka di luar kota Madinah. Satu persatu kepala kabilah dari
Yaman maju ke hadapan memberi penghormatan kepada Khalifah dan menyatakan
kesiapan untuk berangkat ke Syam. Salah satu yang maju ke depan adalah Dzul
Kala’, pemimpin Bani Himyar. Ia membaca sebuah syair yang antara lain berbunyi:
Tentara kami telah datang dan
Imperium Romawi dalam penglihatan kami
Suriah akan menjadi rumah bagi
kekuatan kami
Abu Bakar tersenyum mendengarnya,
kemudian berkata kepada Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu yang ada di
sebelahnya, “Wahai Abul Hasan, tidakkah engkau mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda, ‘Saat Bani Himyar datang dengan kaum perempuan
mereka dan membawa anak-anak mereka, maka bergembiralah dengan pertolongan
Allah bagi kaum Muslimin terhadap kaum musyrikin.’”
Ali pun berkata, “Engkau berkata
benar. Saya memang mendengar Rasulullah berkata demikian.”
Begitulah, Yaman yang beberapa
waktu sebelumnya melahirkan nabi-nabi palsu dan menentang Madinah, kemudian mengirimkan
putera-putera terbaiknya ke Madinah untuk berangkat dan berjuang di Syam. Syam
yang pada hari itu diperangi, kelak penduduknya juga akan berbondong-bondong
masuk Islam dan melahirkan banyak ulama hebat.
Akhirnya, sungguh indah doa yang
dilantunkan oleh Rasulullah dan diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi di dalam
kumpulan haditsnya: “Ya Allah! Berkahilah kami pada Syam kami. Ya Allah!
Berkahilah kami pada Yaman kami.”
Kadang hanya masalah waktu yang
memisahkan antara suatu negeri dengan kecintaan Nabinya serta keberkahan dari
Tuhannya.
Sumber: Al-Waqidi, The Islamic Conquest of Syria (Futuh
al-Shams)
No comments:
Post a Comment