Monday, February 29, 2016

Kaum Anshar menyambut Nabi di Madinah



Jika yang dicinta dan dirindu telah dikabarkan kedatangannya, mereka yang merindu tentu berbunga-bunga hatinya dan tak sabar menantikan hadirnya. Setiap terdengar kabar tentangnya, para perindu akan berdebar jantungnya dan tergopoh menyambutnya. Seperti berdebar dan tergopohnya kaum Anshar di Madinah, saat mendengar kabar bahwa Nabi yang dirindu sudah hampir tiba di kota itu sejak perjalanan hijrahnya dari kota Makkah.

Bahkan seorang anak kecil seperti Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dua kali berlari cepat-cepat keluar rumah saat mendengar seruan bahwa sang Nabi telah datang. Ia terpaksa kembali ke rumah saat mengetahui bahwa Nabi sebenarnya belum tiba. 

Tapi Nabi akhirnya sampai juga, didampingi oleh sahabatnya yang setia, Abu Bakar radhiallahu ‘anhu. Seorang badui segera mengumumkan kedatangan mereka berdua. Tak kurang dari lima ratus orang Anshar segera keluar menyambut keduanya. “Marilah! Anda berdua dalam keadaan aman dan akan ditaati,” ujar mereka. Mereka pun bersama-sama memasuki kota Madinah. Sementara para gadis berebutan berdiri di atas rumah masing-masing sambil bertanya, “Yang manakah Rasulullah? Yang manakah Rasulullah?”

“Kami tak pernah menyaksikan pemandangan yang seperti ini sebelumnya,” kenang Anas bin Malik.

Cinta dan rindu memang penuh kenangan dan membekas lama di dalam dada. Apalagi jika yang dicinta dan dirindu adalah insan yang begitu indah: Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam

Tidakkah kita juga merinduinya?

Sumber: Maulana Muhammad Yusuf Kandhlawi, Hayatus Sahabah (The Lives of Sahabah).