Pada masa sekarang ini banyak
orang yang sibuk berdagang sehingga mengabaikan solat, sibuk bekerja sampai
meninggalkan kewajiban agama. Mereka sibuk dengan dunia, lupa dengan akhirat,
akhirnya akhirat lepas dari tangannya, sementara dunianya belum tentu
memberikan kebahagiaan.
Keadaannya sungguh berbeda dengan
para pedagang di jaman Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Seperti yang
disaksikan oleh para sahabat Nabi.
Pernah suatu kali Abdullah bin
Umar radhiallahu ‘anhu mengunjungi pasar. Ketika datang waktu solat dan
terdengar azan memanggil, para pedagang menutup kedai-kedai mereka dan
berangkat ke masjid untuk menunaikan solat. Ibn Umar pun bergumam, “Inilah
orang-orang yang Allah berkata tentang mereka:
رِجَالٌ لَّا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلَا بَيْعٌ عَن ذِكْرِ اللَّهِ
وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْماً تَتَقَلَّبُ فِيهِ
الْقُلُوبُ وَالْأَبْصَارُ
Laki-laki yang tidak dilalaikan
oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan
(dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada
suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (QS al-Nur [24]: 37)
Mereka tidak khawatir ada pembeli
yang datang saat mereka solat. Mereka tidak merasa tanggung dalam pekerjaannya
sehingga memutuskan untuk menunda sujud kepada Tuhannya. Mereka mendahulukan
apa yang memang seharusnya didahulukan. Semoga kita pun begitu.
Sumber: Moulana Muhammad Zakariyya, Stories of the Sahaabah (Hikayatus Sahabah)
No comments:
Post a Comment